Rabu, 28 September 2011

Kekerasan Dikalangan Pelajar dan Mahasiswa

Semakin sering kita lihat, dengar dan baca, di koran, TV, dan radio tentang kekerasan yang di lakukan oleh para Pelajar dan MAHASISWA. Hal ini sangat memprihatinkan, bagaimana negara ini nanti kalau kaum intelektualnya pun kerjaannya hanya berkelahi saja. Tapi anehnya bukan kalangan pelajar saja yang menyukai tindakan-tindakan Anarki, Anggota Dewan terhormat kita, juga suka dengan hal-hal yang berbau anarki.

Baik, kembali lagi ke topik. Apa yang terjadi dengan kalangan muda kita, penerus indonesia ini ? sekolah dan kampus seharusnya menjadi tempat kita untuk mengekspresikan ilmu, keahlian, dan kepintaran yang kita miliki di bidang positif, kenapa sekarang disalahgunakan? Ada pelajar/MAHASISWA yang membentuk kelompok untuk belajar, dan lebih banyak lagi pelajar membentuk kelompok untuk adu kekuatan, bukan kepintaran lagi. Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka sudah melupakan kalo mereka punya OTAK, bukan OTOT saja? Kenapa semua masalah harus di selesaikan dengan Otot? Apalagi mahasiswa, kenapa mehasiswa harus bentrok ketika melakukan demonstrasi? Kalau demonstrasi, apakah harus bentrok dengan aparat keamanan, apakah murni demonstrasi itu di landaskan keinging untuk mengkritik dan membangun negara? Atau hanya ingin tampil sebagai hewan saja?

Sudah cukup kritknya J. Menurut pakar Dr. Seto Mulyadi, Psi MSi, Ketua Komnas Perlindungan Anak, semua tindakan kekerasan tersebut merupakan ekspresi perasaan-perasaan yang tertekan yang dialami selama bertahun-tahun sejak kecil. Mereka menghadapi lingkungan yang penuh kekerasan seperti keluarga yang dalam mendidik anak menggunakan kekerasan. Di sekolah menghadapi kurikulum yang padat, PR bertumpuk, guru yang menggunakan kekerasan Semua itu menumpuk agresifitas dalam diri mereka.

Sesuai pendapat ahli, kekerasan yang terjadi bukanlah disebapkan oleh para kaum pelajar saja, tapi juga lingkungan keluarga, sekolah, dan teman. Banyak orang tua beranggapan jika menggunakan kekerasan dalam mendidik anak, anak akan lebih baik dan teratur. Tapi menurut saya sebagai anak, itu adalah hal bodoh. Anak bukan binatang! Dalam mendidik anak, tidak harus selalu menggunakan kekerasa. Jadi, bukan hanya para pemuda kita saja yang bersalah, tapi lingkungan juga.

Untuk para orang tua, gunakan perasaan dan kesabaran, Kekerasan bukan jalan keluar. Buat teman-teman semua, mari kita jauhi yang namanya kekerasan dan kerusuhan. Mari hidup dalam damai, buanglah emosi dan amarah pada tempatnya J. Jangan sampai kita di perbudak oleh emosi, dan akhirnya menjadi seperti binatang. Dan teman-teman sekalian, mari kita bergabung di lingkungan yang bisa membimbing kita ke jalan yang lebih baik. Sebaiknya hindari kelompok-kelompok yang menyukai kekerasan. Mari mulia prestasi kita di bidang yang lebih baik. Ayo maju muda-mudi Indonesia. Mari kita bangun Indonesia lebih baik, Indonesia tanpa kekerasan.

Sekian pendapat saya tentang kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa. Jika terdapat kesalahan dan kata-kata yang tidak sopan, mohon dimaafkan. Ayo maju mudai-mudi Indonesia !!! God Bless Us ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar