Selasa, 06 Desember 2011

Etika dalam Fotografi


Pada saat sekarang ini, dunia fotografi sangat diminati oleh semua orang yang ada di seluruh penjuru dunia ini. Baik sekedar hoby, maupun yang sudah menjadi ahli. Ada photografer pemula dan yang sudah sangat ahli. Pada saat ini saya akan menjelaskan tentang etika dalam fotografi dalam versi saya dan dari beberapa sumber yang saya dapatkan.

Maksud dari etika versi saya adalah bagaimana cara kita berhubungan antar manusia, antara fotografer dan model, antara fotografer dengan asisten, atau dengan masyarakat lokal. Dengan memiliki etika yang baik, fotografer tentunya diuntungkan dengan mendapatkan foto yang lebih berarti, enak dilihat dan alami. Orang-orang di sekitar kita pun akan lebih senang membantu kita.

Secara garis besar, memiliki etika yang baik berarti fotografer bersikap rendah hati, hormat terhadap orang lain, antusias dan baik hati. Dalam foto potret, misalnya, terutama bila modelnya wanita, kita menghormatinya dengan tidak menyentuh saat mengarahkan. Menyentuh model wanita sangat tidak sopan terutama di Asia dan membuat model tersebut menjadi tidak nyaman. Selain itu, hindari kebiasaan berbicara dengan nada memerintah dan sering-seringlah memuji atau berterima kasih bila memang patut.

Bahkan untuk memfoto kecelakaan atau kejadian tertentu, ada UU yang mengaturnya dalam UU no 40/1999 PERS dan KEJ -banyak pasalnya-.

Jadi sebenarnya dalam dunia fotografi, ada juga UU yang mengaturnya, dan seharusnya Photografer boleh mengambil gambar dalam keadaan apapun, tapi harus sesuai etika dan kode etik yang berlaku.

Ini adalah etika dalam dunia fotografi, dalam versi saya. Semoga berguna. Maju terus dunia fotografi indonesia. Patuhi semua etika dan kode etik yang berlaku.



sumber :

http://www.infofotografi.com/blog/2010/06/etika-fotografer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar